Jawa Tengah |
---|
— Provinsi — |
|
|
Slogan: "Prasetya Ulah Sakti Bhakti Praja" (Berjanji akan berupaya keras dan setia terhadap negara) |
Peta lokasi Jawa Tengah |
Negara | Indonesia |
---|
Hari sah | 15 Agustus 1950 |
---|
Ibu kota | Kota Semarang |
---|
Koordinat | 8º 30' - 5º 40' LS 108º 30' - 111º 30' BT (termasuk Kepulauan Karimunjawa) |
---|
• Suku bangsa | Jawa (98%), Sunda (1%) [2], Tionghoa, dan lain-lain. |
---|
• Agama | Islam 96.7%, Protestan 1.7%, Katolik 2.2%, Hindu 0.08%, Buddha 0.64%, dan Kejawen 0.33%[3] |
---|
• Bahasa | Bahasa Jawa, Indonesia, Sunda, Tiochiu, Mandarin |
---|
Zona waktu | WIB |
---|
Situs web | www.jatengprov.go.id |
---|
Jawa Tengah yaitu sebuah provinsi Indonesia yang terletak di anggota tengah Pulau Jawa. Provinsi ini bersamaan batasannya dengan Provinsi Jawa Barat di sebelah barat, Samudra Hindia dan Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah selatan, Jawa Timur di sebelah timur, dan Laut Jawa di sebelah utara. Provinsi Jawa Tengah juga meliputi Pulau Nusakambangan di sebelah selatan (dekat dengan perbatasan Jawa Barat), serta Kepulauan Karimun Jawa di Laut Jawa.
Pengertian Jawa Tengah secara geografis dan hukum budaya istiadat adakalanya juga mencakup wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Jawa Tengah dikenal sebagai "jantung" hukum budaya istiadat Jawa. Meskipun demikian di provinsi ini hadir pula suku bangsa lain yang memiliki hukum budaya istiadat yang berbedaan dengan suku Jawa seperti suku Sunda di daerah perbatasan dengan Jawa Barat. Selain hadir pula warga Tionghoa-Indonesia, Arab-Indonesia dan India-Indonesia yang tersebar di seluruh provinsi ini.
Sejak tahun 2008, provinsi Jawa Tengah memiliki hubungan kembar dengan provinsi Fujian di China.
» Provinsi Jawa Tengah
» Landasan Hukum Pembentukan : | Permendagri No. 2 Tahun 2009, Tgl. 12-01-2009. Peraturan Pemerintah RIS No. 31 Tahun 1950, Tgl. 14-08-1950. Peraturan Pemerintah RIS No. 21 Tahun 1950, Tgl. 14-08-1950. Keputusan Presiden RIS No. 48 Tahun 1950, Tgl. 31-01-1950. Undang-Undang Landasan RIS Tahun 1950, Tgl. 15-08-1950. Undang-Undang RI-Yogya No. 10 Tahun 1950, Tgl. 04-07-1950. Undang-Undang RI No. 12 Tahun 1946, Tgl. 08-07-1946. Peraturan Pemerintah RI No. 2 Tahun 1946, Tgl. 18-04-1946. Peraturan Pemerintah RI No. 1 Tahun 1945, Tgl. 10-10-1945. Undang-Undang RI No. 1 Tahun 1945, Tgl. 23-11-1945. |
| » Ibukota : Semarang » Range Alokasi Kode POS : 50 xxx - 59 xxx » Range Realita Kode POS : 50111 - 59583 » Banyak Kota + Kabupaten : 35 » Banyak Kota : 6 Kabupaten : 29 » Banyak Disktrik / Distrik : 573 » Banyak Udik + Kelurahan : 8.578 (Ket : Udik = Kampung = Pekon) » Banyak Pulau : 296 Pulau yang sudah punya nama = 33 Pulau yang belum punya nama = 263 » Luas Wilayah : 32.800,69 km² (BPS 2013) » Banyak Penduduk : 32.578.357 (DKCS 2013) |
Sejarah
Jawa Tengah sebagai provinsi dibuat sejak zaman Hindia Belanda. Hingga tahun 1905, Jawa Tengah terdiri atas 5 wilayah (gewesten) yakni Semarang, Kudus, Kedu, Banyumas, dan Pekalongan. Surakarta sedang yaitu daerah swapraja kerajaan (vorstenland) yang berdiri sendiri dan terdiri dari dua wilayah, Kasunanan Surakarta dan Mangkunegaran, sebagaimana Yogyakarta. Masing-masing gewest terdiri atas kabupaten-kabupaten. Waktu itu Kudus Gewest juga meliputi Regentschap Tuban dan Bojonegoro.
Setelah dilangsungkannya Decentralisatie Besluit tahun 1905, gewesten diberi otonomi dan dibuat Dewan Daerah. Selain itu juga dibuat gemeente (kotapraja) yang otonom, yaitu Pekalongan, Tegal, Semarang, Salatiga, dan Magelang.
Sejak tahun 1930, provinsi ditentukan sebagai daerah otonom yang juga memiliki Dewan Provinsi (Provinciale Raad). Provinsi terdiri atas beberapa karesidenan (residentie), yang meliputi beberapa kabupaten (regentschap), dan dibagi kembali dalam beberapa kawedanan (district). Provinsi Jawa Tengah terdiri atas 5 karesidenan, yaitu: Pekalongan, Kudus-Rembang, Semarang, Banyumas, dan Kedu.
Menyusul kemerdekaan Indonesia, pada tahun 1945 Pemerintah membina daerah swapraja Kasunanan dan Mangkunegaran; dan dibuat menjadi karesidenan. Pada tahun 1950 menempuh Undang-undang ditentukan pembentukan kabupaten dan kotamadya di Jawa Tengah yang meliputi 29 kabupaten dan 6 kotamadya. Penetapan Undang-undang tersebut hingga kini diperingati sebagai Hari Sah Provinsi Jawa Tengah, yakni tanggal 15 Agustus 1950.
Pemerintahan
Secara administratif, Provinsi Jawa Tengah terdiri atas 29 kabupaten dan 6 kota. Administrasi pemerintahan kabupaten dan kota ini terdiri atas 573 disktrik dan 8.578 udik/kelurahan.
Sebelum dilangsungkannya Undang-undang Nomor 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah, Jawa Tengah juga terdiri atas 3 kota administratif, yaitu Kota Purwokerto, Kota Cilacap, dan Kota Klaten. Namun sejak dilangsungkannya Otonomi Daerah tahun 2001 kota-kota administratif tersebut dihapus dan dibuat menjadi anggota dalam wilayah kabupaten.
Menyusul otonomi daerah, 3 kabupaten memindahkan pusat pemerintahan ke wilayahnya sendiri, yaitu Kabupaten Magelang (dari Kota Magelang ke Mungkid), Kabupaten Tegal (dari Kota Tegal ke Slawi), serta Kabupaten Pekalongan (dari Kota Pekalongan ke Kajen).
Geografi
Relief
Menurut tingkat kemiringan lahan di Jawa Tengah, 38% lahan memiliki kemiringan 0-2%, 31% lahan memiliki kemiringan 2-15%, 19% lahan memiliki kemiringan 15-40%, dan sisanya 12% lahan memiliki kemiringan lebih dari 40%.
Kawasan pantai utara Jawa Tengah memiliki dataran rendah yang sempit. Di kawasan Brebes selebar 40 km dari pantai, dan di Semarang hanya selebar 4 km. Dataran ini terus-menerus dengan depresi Semarang-Rembang di timur. Gunung Muria pada pengahabisan Zaman Es (sekitar 10.000 tahun SM) yaitu pulau terpisah dari Jawa, yang hasilnya menyatu karena terjadi endapan aluvial dari sungai-sungai yang mengalir. Kota Demak semasa Kesultanan Demak (abad ke-16 Masehi) hadir di tepi laut dan dibuat menjadi tempat berlabuhnya kapal. Bagian sedimentasi ini sampai sekarang sedang berlaku di pantai Semarang.
Di selatan kawasan tersebut terdapat Pegunungan Kapur Utara dan Pegunungan Kendeng, yakni pegunungan kapur yang membentang dari sebelah timur Semarang hingga Lamongan (Jawa Timur).
Rangkaian utama pegunungan di Jawa Tengah yaitu Pegunungan Serayu Utara dan Serayu Selatan. Rangkaian Pegunungan Serayu Utara membina rantai pegunungan yang mempertalikan rangkaian Bogor di Jawa Barat dengan Pegunungan Kendeng di timur. Lebar rangkaian pegunungan ini sekitar 30-50 km; di ujung baratnya terdapat Gunung Slamet dan anggota timur yaitu Dataran Terlampau tinggi Dieng dengan puncak-puncaknya Gunung Prahu dan Gunung Ungaran. Sela rangkaian Pegunungan Serayu Utara dan Pegunungan Serayu Selatan dipisahkan oleh Depresi Serayu yang membentang dari Majenang (Kabupaten Cilacap), Purwokerto, hingga Wonosobo. Sebelah timur depresi ini terdapat gunung berapi Sindoro dan Sumbing, dan sebelah timurnya kembali (kawasan Temanggung dan Magelang) yaitu lanjutan depresi yang membatasi Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Pegunungan Serayu Selatan yaitu pengangkatan zone Depresi Bandung.
Kawasan pantai selatan Jawa Tengah juga memiliki dataran rendah yang sempit, dengan lebar 10-25 km. Perbukitan yang landai membentang sejajar dengan pantai, dari Yogyakarta hingga Cilacap. Sebelah timur Yogyakarta yaitu daerah pegunungan kapur yang membentang hingga pantai selatan Jawa Timur.
Hidrologi
Bengawan Solo yaitu sungai terpanjang di Pulau Jawa (572 km); memiliki mata air di Pegunungan Sewu (Kabupaten Wonogiri), sungai ini mengalir ke utara, melalui Kota Surakarta, dan hasilnya menuju ke Jawa Timur dan bermuara di daerah Gresik (dekat Surabaya). Sungai-sungai yang bermuara di Laut Jawa di selanya yaitu Kali Pemali, Kali Comal, dan Kali Bodri. Sedang sungai-sungai yang bermuara di Samudra Hindia di selanya yaitu Serayu dan Kali Progo. Di sela waduk-waduk yang utama di Jawa Tengah yaitu Waduk Gajahmungkur (Kabupaten Wonogiri), Waduk Kedungombo (Kabupaten Boyolali dan Sragen), Rawa Pening (Kabupaten Semarang), Waduk Cacaban (Kabupaten Tegal), Waduk Malahayu (Kabupaten Brebes), Waduk Wadaslintang (perbatasan Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Wonosobo), Waduk Sempor (Kabupaten Kebumen)dan Waduk Mrica (Kabupaten Banjarnegara).
Gunung berapi
Terdapat 5 gunung berapi yang giat di Jawa Tengah, yaitu: Gunung Merapi (di Boyolali), Gunung Slamet (di Pemalang), Gunung Sindoro (di Temanggung - Wonosobo), Gunung Sumbing ( di Temanggung - Wonosobo), dan Gunung Dieng (di Banjarnegara).
Suasana tanah
Menurut Komunitas Penelitian Tanah Bogor tahun 1969, kelompok tanah wilayah Jawa Tengah didominasi oleh tanah latosol, aluvial, dan grumusol; sehingga hamparan tanah di provinsi ini termasuk tanah yang telah tersedia tingkat kesuburan yang relatif subur.
Iklim
Jawa Tengah memiliki iklim tropis, dengan curah hujan tahunan rata-rata 2.000 meter, dan suhu rata-rata 21-32oC. Daerah dengan curah hujan terlampau tinggi terutama terdapat di Nusakambangan anggota barat, dan sepanjang Pegunungan Serayu Utara. Daerah dengan curah hujan rendah dan sering terjadi kekeringan di musim kemarau hadir di daerah Blora dan sekitarnya serta di anggota selatan Kabupaten Wonogiri.
Penduduk
Demografi
Banyak penduduk Provinsi Jawa Tengah yaitu 32.578.357 jiwa. Kabupaten/kota dengan banyak penduduk terbesar yaitu Kabupaten Brebes (1.764.041 jiwa), Kabupaten Cilacap (1.665.586 jiwa), dan Kabupaten Banyumas (1.551.076 juta jiwa).
Sebaran penduduk umumnya terkonsentrasi di pusat-pusat kota, patut kabupaten ataupun kota. Kawasan permukiman yang cukup padat hadir di daerah Semarang Raya (termasuk Ungaran dan beberapa wilayah Kabupaten Demak dan Kendal), daerah Salatiga Raya ( termasuk wilayah Ambarawa, Bringin, Kopeng, Tengaran dan Suruh), Solo Raya (termasuk beberapa wilayah Kabupaten Karanganyar, Sukoharjo, dan Boyolali), serta Tegal-Brebes-Slawi.
Pertumbuhan penduduk Provinsi Jawa Tengah sebesar 0,67% per tahun. Pertumbuhan penduduk tertinggi hadir di Kabupaten Demak (1,5% per tahun), sedang yang terendah yaitu Kota Pekalongan (0,09% per tahun).
Dari banyak penduduk ini, 47% di selanya yaitu angkatan kerja. Mata pencaharian paling banyak yaitu di sektor pertanian (42,34%), disertai dengan komersial (20,91%), industri (15,71%), dan jasa (10,98%).
Suku
Komposisi etnis Jawa Tengah pada tahun 2000Etnis | Banyak (%) |
---|
Jawa | 97,96 |
Sunda | 1,05 |
Tionghoa | 0,54 |
Madura | 0,05 |
Batak | 0,05 |
Arab | 0,03 |
Minangkabau | 0,02 |
Betawi | 0,02 |
Melayu | 0,02 |
Bugis | 0,01 |
Banjar | 0,01 |
Lain-lain | 0,24 |
Mayoritas penduduk Jawa Tengah yaitu Suku Jawa. Jawa Tengah dikenal sebagai pusat hukum budaya istiadat Jawa, di mana di kota Surakarta dan Yogyakarta terdapat pusat istana kerajaan Jawa yang sedang berdiri hingga kini.
Suku minoritas yang cukup signifikan yaitu Tionghoa, terutama di kawasan perkotaan meskipun di daerah pedesaan juga ditemukan. Biasanya mereka bangung di anggota komersial dan jasa. Paguyuban Tionghoa sudah berbaur dengan Suku Jawa, dan banyak di sela mereka yang menjadikan diri abdi Bahasa Jawa dengan logat yang kental sehari-harinya.
Selain itu di beberapa kota-kota besar di Jawa Tengah ditemukan pula paguyuban Arab-Indonesia. Mirip dengan paguyuban Tionghoa, mereka biasanya bangung di anggota komersial dan jasa.
Di daerah perbatasan dengan Jawa Barat terdapat pula orang Sunda yang sarat akan hukum budaya istiadat Sunda, terutama di wilayah Cilacap, Brebes, dan Banyumas. Di pedalaman Blora (perbatasan dengan provinsi Jawa Timur) terdapat paguyuban Samin yang terisolir, yang kasusnya hampir sama dengan orang Kanekes di Banten.
Bahasa
Meskipun Bahasa Indonesia yaitu bahasa resmi, umumnya beberapa besar menjadikan diri abdi Bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa Jawa Dialek Solo-Jogja diasumsikan sebagai Bahasa Jawa Standar.
Di samping itu terdapat sejumlah dialek Bahasa Jawa; namun secara umum terdiri dari dua, yakni kulonan dan timuran. Kulonan dirundingkan di anggota barat Jawa Tengah, terdiri atas Dialek Banyumasan dan Dialek Tegal; dialek ini memiliki pengucapan yang cukup berbedaan dengan Bahasa Jawa Standar. Sedang Timuran dirundingkan di anggota timur Jawa Tengah, di selanya terdiri atas Dialek Solo, Dialek Semarang. Di sela perbatasan kedua dialek tersebut, dirundingkan Bahasa Jawa dengan campuran kedua dialek; daerah tersebut di selanya yaitu Pekalongan dan Kedu.
Di wilayah-wilayah berpopulasi Sunda, yaitu di kabupaten Brebes anggota selatan, dan kabupaten Cilacap utara sekitar disktrik Dayeuhluhur, orang Sunda sedang menjadikan diri abdi bahasa Sunda dalam proses hidup sehari-harinya.
Beragam kelompok dialek yang terdapat di Jawa Tengah :
- dialek Pekalongan
- dialek Kedu
- dialek Bagelen
- dialek Semarangan (Kota Semarang)
- dialek Kudus
- dialek Blora
- dialek Surakarta
- dialek Yogyakarta
- dialek Madiun
- dialek Banyumasan (Ngapak)
- dialek Bandek
- dialek Tegal-Brebes
Agama
Beberapa besar penduduk Jawa Tengah menganut agama Islam dan beberapa sedang mempertahankan tradisi Kejawen yang dikenal dengan sebutan abangan.
Agama lain yang dianut yaitu Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, Kong Hu Cu, dan puluhan arus kepercayaan. Penduduk Jawa Tengah dikenal dengan sikap tolerannya. Provinsi Jawa Tengah yaitu salah satu provinsi dengan populasi umat Kristen dan Katolik terbesar di Indonesia. Sebagai contoh di daerah Muntilan, Kabupaten Magelang banyak dihadapi penganut agama Katolik, dan dahulunya daerah ini yaitu salah satu pusat pengembangan agama Katolik di Jawa. Di lain daerah, suatu udik di disktrik Sumpiuh, Banyumas, 100% penduduknya menganut agama Islam.
Terdapat pula orang-orang keturunan Yahudi dan menganut agama Yahudi di Jawa Tengah yang banyaknya sangat sedikit sekali. Mereka hadir di wilayah Semarang, Cilacap, Solo, dan Brebes. Mereka umumnya yaitu Yahudi keturunan Belanda pada zaman kolonial.
Perekonomian
Pertanian yaitu sektor utama perekonomian Jawa Tengah, dimana mata pencaharian di anggota ini digeluti hampir separuh dari angkatan kerja terserap.
Kawasan hutan meliputi 20% wilayah provinsi, terutama di anggota utara dan selatan. Daerah Rembang,Blora-Grobogan yaitu penghasil kayu jati. Jawa Tengah juga terdapat sejumlah industri besar dan menengah. Daerah Semarang-Ungaran-Demak-Kudus yaitu kawasan industri utama di Jawa Tengah. Kudus dikenal sebagai pusat industri rokok. Di Cilacap dan Rembang terdapat industri semen.
Blok Cepu di pinggiran Kabupaten Blora (perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah) terdapat cadangan minyak bumi yang cukup signifikan, dan kawasan ini sejak zaman Hindia Belanda telah lama dikenal sebagai daerah tambang minyak.
Komunikasi dan Media Massa
Semarang, Surakarta, Purwokerto, dan Tegal yaitu kota-kota yang memiliki stasiun relay televisi swasta nasional. Beberapa stasiun televisi lokal di Jawa Tengah yaitu TV Borobudur, Pro-TV, Cakra Semarang TV dan TVKU (di Semarang); Simpang 5 TV (di Pati); TATV (di Surakarta); SOLO TV (di Surakarta) dan (di Salatiga); Salatiga TV (di Salatiga); TegalTV (di Tegal); Ratih TV (di Kebumen); Batik TV (di Pekalongan); dan Banyumas TV (di Banyumas).
Suara Merdeka, harian yang terbit dari Semarang, yaitu surat kabar dengan sirkulasi tertinggi di Jawa Tengah; harian ini juga memiliki edisi lokal Suara Pantura dan Suara Solo. Di samping itu terdapat koran jaringan Jawa Pos Group, patut yang terbit bersama induknya Jawa Pos (Radar Solo, Radar Jogja, Radar Semarang, dan Radar Kudus) maupun yang terbit sendiri (Meteor, Solo Pos, Radar Tegal, Radar Banyumas, Joglosemar). Selain itu terdapat juga jaringan baru surat kabar yaitu Radar Pos di kota Salatiga dan beberapa biro di kota Semarang dan kota Solo disamping dahulu terdapat Salatiga Pos, Solopos Salatiga Raya, Gerbang Metro Salatiga (Suara Merdeka) dan Hati Beriman Majalah milik Pemkot Salatiga.[8], [9]
Pendidikan Terlampau tinggi
Jawa Tengah memiliki sejumlah perguruan terlampau tinggi terkemuka, terutama di kota Semarang dan Surakarta. Perguruan terlampau tinggi negeri meliputi: Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Negeri Semarang (Unnes), dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN)Walisongo di Semarang; Universitas Sebelas Maret (UNS), Institut Agama Islam Negeri(Stain) Salatiga, dan Institut Seni Indonesia di Surakarta, serta Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) di Purwokerto

Logo Undip
Sedangkan universitas swasta di Jawa Tengah diantaranya Universitas Semarang (USM) bangunan oleh Yayasan AlumniUniversitas Diponegoro (Undip),Universitas 17 Agustus 1945 Semarang (UNTAG), Universitas Dian Nuswantoro Semarang (UDINUS), Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) di Salatiga, Universitas Islam Sultan Mulia (Unissula) dan Unika Soegijapranata di Semarang, STIE Bank BPD Jateng, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Muhammadiyah Magelang, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Universitas Muhammadiyah Semarang ( UNIMUS ), Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMP), Universitas Pekalongan UNIKAL, Universitas Panca Sakti di Tegal, Universitas Muhadi Setiabudi di Brebes, Sekolah Terlampau tinggi Agama Islam Nahdathul Ulama (STAINU) Kebumen, serta Sekolah Terlampau tinggi Ilmu Ekonomi (STAINU) Putra Bangsa di Kebumen
Selain itu juga terdapat Akademi Angkatan Darat (AAD) dan SMA Taruna Nusantara di Magelang serta Akademi Kepolisian di Semarang. LPLP Tutuko yaitu komunitas pendidikan aviasi dan maintenance penerbangan (mekanik) di Surakarta (Jl. Merapi, Surakarta) dan Yogyakarta (Jl. Sorosutan, Yogyakarta).
Pariwisata
Jawa Tengah banyak terdapat obyek wisata yang sangat menarik. Kota Semarang memiliki sejumlah kontruksi lawas. Obyek wisata lain di kota ini termasuk Puri Maerokoco (Taman Mini Jawa Tengah)[10] , Museum Jawa Tengah Ranggawarsita[11] dan Museum Rekor Indonesia (MURI).[12] Kota Jepara terdapat sejumlah kontruksi lawas yaitu: Candi Angin, Masjid Mantingan, Kelenteng Hian Thian Siang Tee, Benteng Portugis Banyumanis, Benteng VOC, Museum R.A Kartini.[13]
Salah satu kebanggaan provinsi ini yaitu Candi Borobudur, yakni monumen Buddha terbesar di dunia bangunan pada masa zaman ke-9, terdapat di Kabupaten Magelang.[14] Candi Mendut dan Candi Pawon juga terletak dalam satu kawasan dengan Borobudur.[15]
Candi Prambanan di Klaten yaitu kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia.[16] Di kawasan Dieng terdapat kumpulan candi-candi Hindu, yang diduga didirikan sebelum era Mataram Kuno.[17] Kompleks candi Gedong Songo terletak di lereng Gunung Ungaran, Kabupaten Semarang.[18] Di kawasan disktrik Keling tepatnya di udik Tempur terdapat Candi Angin.[19]
Surakarta dipandang sebagai salah satu pusat kebudayaan Jawa, dimana di kota ini terdapat Keraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran. Obyek wisata menarik di timur kota ini yaitu beberapa wisata air terjun seperti Air Terjun Jumog, serta yang terkenal yaitu Air Terjun Grojogan Sewu. Adapula candi-candi peninggalan Majapahit yang ketiganya terletak di Kabupaten Karanganyar; serta Museum Fosil Sangiran yang terletak di Jalan Solo-Purwodadi tepatnya Disktrik Kalijambe, Kabupaten Sragen. Di anggota selatan wilayah Surakarta, Kabupaten Wonogiri terdapat beberapa wisata air, seperti Waduk Gajah Mungkur, serta Pantai Nampu dan Pantai Sembukan dengan hamparan tebing dan pasir putihnya.
Anggota selatan Jawa Tengah juga menyimpan sejumlah obyek wisata menarik, di selanya Goa Jatijajar, Goa Petruk, Pantai Menganti, Benteng Van der Wijk dan Pantai Karangbolong di Kabupaten Kebumen, serta Baturraden di Kabupaten Banyumas. Di anggota utara terdapat Obyek Wisata Guci di lereng Gunung Slamet, Kabupaten Tegal; serta Kota Pekalongan yang dikenal dengan julukan 'kota batik'.
Kawasan pantura timur banyak menyimpan wisata religius. Masjid Mulia Demak bangunan pada masa zaman ke-16 yaitu kontruksi artistik dengan paduan arsitektur Islam dan Hindu. Demak yaitu kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Kawasan pantura timur terdapat 3 makam wali sanga, yakni Sunan Kalijaga di Demak, Sunan Kudus di kota Kudus, dan Sunan Muria di Kabupaten Kudus.
Transportasi
Jawa Tengah dilalui beberapa ruas jalan nasional, yang meliputi jalur pantura (menghubungkan Jakarta-Semarang-Kudus-Surabaya-Banyuwangi), jalur Tegal-Purwokerto, jalur lintas selatan (menghubungkan Bandung-Yogyakarta-Surakarta-Madiun-Surabaya), serta jalur Semarang-Solo. Losari, pintu gerbang Jawa Tengah sebelah barat dapat ditempuh 3,5 - 4 jam perjalanan dari Jakarta. Saat ini sedang didirikan ruas Jalan Tol Semarang-Solo yang mempertalikan Kota Semarang dan Solo, menempuh Ungaran, Salatiga, Boyolali hingga Solo, sehingga mempersingkat waktu tempuh dan memperlancar kegiatan perekonomian.[20]
Jawa Tengah yaitu provinsi yang pertama kali mengoperasikan jalur kereta api, yakni pada tahun 1867 di Semarang dengan rute Semarang-Tanggung yang berjauhan 26 km, atas permintaan Raja Willem I untuk kepentingan militer di Semarang maupun hasil bumi ke Gudang Semarang.[21] Saat ini jalur kereta api yang melalui Jawa Tengah yaitu lintas utara (Jakarta-Semarang-Surabaya), lintas selatan (Bandung-Yogyakarta-Surabaya), jalur Kroya-Cirebon, dan jalur Solo-Gundih-Semarang. Jalur kereta Solo-Wonogiri yang telah lama buntu dibuat hidup kembali pada tahun 2005. Jalur lain yang diaktifkan kembali yaitu jalur rel Kedungjati - Ambarawa yang mempertalikan stasiun Bringin, stasiun Tuntang dan hasilnya di stasiun Ambarawa. Dari stasiun Ambarawa dapat berlaku sampai stasiun Bedono pada tahun 2015 mendatang. [22]
Untuk transportasi udara, Bandara Ahmad Yani di Semarang dan Bandara Adi Sumarmo di Boyolali yaitu bandara niaga yang paling penting di Jawa Tengah. Selain itu juga terdapat Bandara Dewandaru di Jepara (Kec. Karimunjawa), Bandara Tunggulwulung di Cilacap dan Bandara Wirasaba di Purbalingga. Penerbangan Jakarta-Semarang atau Jakarta-Surakarta dapat ditempuh dalam waktu 45-50 menit.
Lihat pula
Catatan kaki
Jawa Tengah |
---|
| Kabupaten | | |
---|
| Kota | |
---|
| Topik | |
---|
| |
|
Sumber :
diskusi.biz, jawa-tengah.ggiklan.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan lain-lainnya.